bcn_jlanuza_20150329161609__JLS7429-kpNG--911x683@MundoDeportivo-Web

Kepindahan Virginia Torrecilla ke Montpellier dan Vicky Losada ke Arsenal Ladies meninggalkan sebuah pertanyaan. Apakah eksodus di Barcelona telah menjadi trend? Jawabannya: tentu saja. Ada alasan yang mendari isu ini, yaitu status Barcelona sebagai tim yang tetap dianggap amatir, karena liga sepakbola Spanyol masih berstatus amatir. Kemudian baru sepekan yang lalu Marta Corredera mengumumkan bahwa ia resmi meninggalkan Barcelona setelah lima tahun bersama.

Menyadari status timnya, Komisi Teknis klub Barcelona sedang mempersiapkan perubahan status tim sepakbola putri dari amatir menjadi profesional. Jadi, mulai musim 2015-2016, tim putri Barcelona akan berstatus profesional. Nampaknya Komisi Teknis mengkhawatirkan nasib tim sepakbola putri di masa depan. Saat ini, tim asuhan Xavi Llorens mendominasi sepakbola Spanyol tetapi apakah mereka mampu bersaing dengan klub-klub asal Jerman dan Inggris yang berstatus profesional?

Llorens mengatakan bahwa sepak bola putri ibarat sebuah pertambangan yang belum dieksplorasi, dan terlebih jika terkait dengan “merek” Barcelona. “Merek Barcelona adalah sebuah strategi yang hebat. Para pemain didikan kami bermain di semua stadion Eropa. Sebuah tim seperti Barcelona Femeni harus mendapatkan sebuah sponsor utama”, kata Llorens.

Llorens sendiri menyambut baik rencana profesionalisasi ini. “Gaji pemain tidak akan terlalu banyak mengalami peningkatan. Suntikan dana akan dialokasikan untuk biaya perjalanan, meningkatkan fasilitas latihan, meningkatkan fasilitas pusat kebugaran, dan meningkatkan asupan gizi para pemain”, katanya.

Bulan Maret lalu, harian Mundo Deportivo mengabarkan bahwa wakil presiden klub, Jordi Mestre telah mendapatkan lampu hijau untuk memulai proses profesionaliasi dan pengalokasian anggaran yang akan mengubah tim putri Barcelona menjadi sebuah skuad yang kompetitif di segala turnamen. Tanpa sebuah struktur dan persiapan profesional seperti klub klub lainnya, sangatlah sulit untuk lolos ke babak semifinal Liga Champions. Sebuah anggaran yang memadai akan memungkinkan tim asuhan Xavi Llorens itu untuk merekrut pemain berkualitas dan memastikan agar para pemain bintangnya tidak melakukan “eksodus”, terutama ke klub non Spanyol.

Selain itu, rencana penyelenggaraan pemilihan presiden klub Barcelona dapat menjadi momentum bagi para calon presiden klub (sejauh ini, belum diumumkan secara resmi mengenai nama kandidat yang akan mengajukan diri) untuk benar-benar merancang konsep profesionalisasi. Mau tidak mau, para calon akan dipaksa membuat “janji-janji kampanye”, meskipun kemudian juga harus dilihat apakah janji janji tersebut hanya menjadi janji ataukah terealisasi.

11182262_880075528698585_1305422696812808853_n

Profesionalisasi juga menjadi rencana yang akan dipertimbangkan oleh Atletico Madrid. Empat belas tahun setelah 2 mantan pesepakbola, Lola Romero (presiden Atletico Feminas) dan Mary Vargas (Direktur Olahraga Atletico Feminas), meyakinkan pihak klub Atletico untuk membentuk tim putri, muncul sebuah rencana untuk melakukan profesionalisasi.

“Ada sebuah janji bahwa tim putri akan berstatus profesional dan akan lebih diapresiasi sejak musim depan. Ini adalah sebuah inisiatif dari klub. Idenya adalah bahwa agar Atletico Féminas lebih berkembang”. Sebanyak 19 pemain yang menghuni tim utama berusia rata rata 22 tahun. Tak satupun dari mereka “hidup dari sepakbola”. Hampir semuanya adalah mahasiswi , salah satunya adalah Silvia Meseguer, yang akan menyelesaikan studinya di Fakultas Kedokteran pada tahun ini. Hanya Priscila Borja dan Vane, yang berstatus sebagai pekerja. Priscila Borja bekerja di sebuah toko kue dan Vane bekerja sebagai seorang guru.

 

Oleh: Wulan Kusuma Wardhani (@csi_wulan)