ESP-CRC14

Vicky mencetak gol pertama bagi Spanyol di Piala Dunia dan juga gagal untuk menyamakan kedudukan saat menghadapi Korea. Quereda menyalahkannya. “Ini adalah ‘teriakan’ dari 23 pemain yang telah menderita”, katanya.

T: Kalian telah mengakui bahwa kalian menyuarakan protes untuk menuntut pengunduran diri pelatih Ignacio Quereda. Hal itu dapat membawa akibat bagi kalian. Hal apakah yang menyebabkan kalian mengambil keputusan yang beresiko tinggi?

J : Saya baru 5 kali memperkuat tim nasional senior, tetapi pada akhirnya ini adalah sebuah protes yang dilakukan oleh ke-23 pemain yang mewakili banyak pemain yang telah menderita selama bertahun-tahun. Kami juga melakukan autokritik karena kami seharusnya dapat melakukan hal yang lebih baik secara pribadi. Kami juga meninggalkan Piala Dunia dengan sebuah kecewaan besar karena kami tidak memiliki target. Pada akhirnya, hal yang kami rasakan inilah yang membuat kami untuk melakukan evaluasi dan mempublikasikan surat terbuka ini. Sekarang kami cukup kuat untuk menuntut hak hak kami dan menuntut profesionalisme sepakbola perempuan.

T : Hal hak apakah yang anda maksud ?

J : Pada akhirnya kami berkomitmen dengan cabang olahraga ini. Kami ingin diperlakukan sebagai pemain profesional, dimulai dengan mendapatkan sesi latihan yang serius, mendapatkan fasilitas yang tepat dan hal-hal lainnya yang tidak diperoleh sejak lama dan telah kami tuntut. Para kapten tim telah berbicara dengan staf kepelatihan selama berbulan-bulan dan pada akhirnya kami melihat bahwa tidak ada perubahan. Sekarang telah tiba momen dimana situasinya tak tertahankan lagi.

T : Kalian dituduh telah melakukan semacam pemberontakan.

J : Memang benar bahwa ini bukanlah cara yang seharusnya kami tempuh tetapi kami telah berkali kali berbicara dengan pelatih Ignacio Quereda tanpa menerima respon. Kami tidak memiliki orang lain yang dapat diandalkan dan kami telah melihat bahwa dalam situasi yang terbatas ini kami perlu bersatu dan menuntut apa yang telah kami minta selama bertahun tahun, yang membuat kami menderita .
T : Penderitaan, situasi yang terbatas, hal apakah yang anda maksud ?

J : Tak terbayangkan bahwa ada orang -orang yang menyelesaikan latihan sambil menangis. Saya pernah melihat pemain yang meninggalkan latihan sambil menangis. Saya tidak ingin menjelaskannya secara detail , tetapi pada akhirnya itu adalah hal hal yang membuat beberapa pemain mengalami stres psikologis karena mereka tidak dapat menahan penderitaan lagi. Ada juga pemain yang telah berjuang untuk sepakbola perempuan. Satu satunya respon dari mereka yang menuntut peningkatan olahraga ini dan (menuntut) perlakuan yang lebih baik adalah bahwa akhirnya mereka tidak lagi memperkuat timnas Spanyol. Dan kami tidak layak mendapatkan hal ini.

T : Setelah pertandingan menghadapi Korea Selatan dimana kalian tersingkir, terlihat Quereda menghampiri anda dan mengatakan sesuatu. Apakah yang dikatakan oleh sang pelatih?

J : Saya sangat terpukul karena saya memiliki antusiasme yang luar biasa untuk lolos lebih jauh di Piala Dunia ini. Saya berada di bangku cadangan melihat rekan rekan saya yang terpukul dan saya mengulangi kata kata ini : “Kita gagal , kita gagal, kita gagal”. Dan dia datang dan mengatakan kepada saya: “Ya, seharusnya kita tidak gagal karena seperti biasa kita selalu berhasil. Kita gagal karena orang bodoh seperti kamu membuat kita tersingkir, seperti yang telah terjadi pada kita berulang kali. Seorang pemain seperti kamu, yang kuat dan penuh semangat, tidak bisa melakukan ini. ” Saya merasa tidak nyaman tetapi kemudian rekan rekan saya memberikan dukungan kepada saya dan itulah yang menjadi hal yang penting. Saya sakit hati karena saya disalahkan.

T : Sejauh mana tindakan yang akan kalian lakukan?

J : Kami sedang menunggu sebuah tanggapan dari Villar dan menunggu pembicaraan agar tercapai sebuah kesepakatan. Kami menuntut sesuatu yang kita tidak kami dapatkan dengan Quereda, menuntut konsensus dan mencapai kesepakatan sehingga semuanya berjalan lebih baik.


Wulan Kusuma Wardhani

Sumber : As.com